Kisah Laksamana Malahayati, Pemimpin Armada Janda yang Diakui Dunia


Kisah Laksamana Malahayati, Pemimpin Armada Janda yang Diakui Dunia
Kisah Laksamana Malahayati, Pemimpin Armada Janda yang Diakui Dunia
Jumat 21 April seantero Indonesia memperingati Hari Kartini. Hari di mana kita “memuja” berbagai kumpulan surat Raden Adjeng Kartini dengan aneka cara, merintis gerakan emansipasi wanita.Kebiasaan di banyak sekolah atau mungkin kantor-kantor, acap mengadakan acara dengan mengimbau para siswi atau karyawatinya berbusana kebaya bak Kartini. Pokoknya kalau bicara pahlawan perempuan, seperti tidak ada tokoh lain selain Kartini.






Kalau begitu, berarti dianggap apa tokoh-tokoh perempuan lain macam Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Dewi Sartika atau Laksamana Malahayati? Jangankan mereka yang sedianya sudah punya nama, mungkin para pejuang wanita lain di masa revolusi fisik 1945-1949 pun seolah takkan dianggap.Masih banyak petarung perempuan lain yang bahkan tidak hanya berkutat dengan pemikiran layaknya Kartini, tapi juga dengan keringat dan darah seperti Laksamana Malahayati, misalnya.Ya, tertarik dengan pangkatnya” bukan? Seorang wanita bisa menyandang posisi laksamana. Bukan laksamana sembarangan! Sosoknya bahkan diakui dunia sebagai laksamana wanita pertama di dunia modern, lho!





Sedikit banyak mengangkat kisahnya, sang laksamana sejatinya punya nama asli Keumalahayati. Seorang putri Laksamana Machmud Syah dari Kesultanan Aceh yang punya 2 ribu pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah tiada).Para janda itu ditinggal mati para suaminya setelah terjadi Pertempuran Teluk Haru kontra Portugis. Walau awalnya berintikan para wanita petarung janda dengan 100 kapal perang, tapi pada perkembangannya tak sedikit pula para gadis yang bergabung di Armada Inong Balee.Unik ya. Sebuah armada janda bisa dikomandonya untuk menghantam kapal-kapal Belanda yang hendak bikin ulah dan cari keuntungan ekonomi sendiri di Sumatera. Kisah-kisah keperwiraannya juga banyak diabadikan dalam beraneka literatur.






Salah satunya dalam literatur bertajuk ‘Vrouwelijke Admiraal Malahayati’ karya penulis Belanda Marie van Zuchtelen. Salah satu kisah yang jadi cerita utama dalam buku itu adalah ketika Laksamana Malahayati membunuh Cornelis de Houtman pada 1599.Awalnya pada 21 Juni 1599, datang armada dagang Belanda pimpinan Cornelis dan Frederijck de Houtman. Oleh Sultan Aceh, mereka mulanya dianggap mitra dagang biasa tapi justru kemudian bikin ulah dengan memonopoli perdagangan, hingga melakukan penghasutan.






Saidil al-Mukammil Alauddin Riayat Syah IV, Sultan Aceh, berusaha mengusir mereka dengan memerintahkan Laksamana Malahayati melakukan upaya pengusiran dengan tegas.Dalam sebuah pertempuran sengit pada 11 September 1599 itu, Cornelis de Houtman tewas di tangan Malahayati dalam pertarungan jarak dekat di geladak kapalnya. Sementara adiknya, Frederijck de Houtman, tertawan di mana sisa pasukan Belanda berusaha kabur.Kegemilangannya terus abadi hingga kini dan bahkan turut dijadikan salah satu kapal perang milik TNI AL, yakni KRI Malahayati 362. Kapal perang jenis frigate berpeluru kendali yang dibeli TNI AL dari Belanda pada 1980.


Posted by ; SEHATPOKER


6 Permain Dalam 1 ID [Poker + DOMINO99 + CAPSA SUSUN + ADU Q + BANDAR Q] + 

BANDAR POKER ]

DAFTAR DISINI : KLIK!!

 Beberapa Kelebihan SehatPoker :
Proses Transaksi Cepat dan Terpercaya
Deposit Dan Withdraw Min 20.000
Kami Siap Melayani 24 Jam Non Stop Setiap Hari
Dapat Dimainkan Di Android, Iphone, dan Ipad
Agen Poker Paling FAIR, NO ROBOT
( Member Vs Member)
Jackpot Hingga Ratusan Juta Rupiah.


Info Lebih Lanjut Hub :
YM : Sehatpoker88@yahoo.com
Skype : Sehat.poker88
No Tlpn : +855966787159
Website : Sehatpoker.com
Pin BB : 2B22B43B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar