Ternyata Belanda Pernah Mau Bikin Jalur Commuter Line Seluruh Jawa



Ternyata Belanda Pernah Mau Bikin Jalur Commuter Line Seluruh Jawa
Ternyata Belanda Pernah Mau Bikin Jalur Commuter Line Seluruh Jawa
Saat ini jika kita ingin ke luar kota dengan transportasi Kereta Api (KA), yang kita naiki rangkaiannya takkan sama dengan kereta listrik (KRL) semacam Commuter Line. Lokomotif dan gerbong-gerbongnya digerakkan dengan tenaga diesel. Tapi tahukah Anda bahwa sebelumnya ketika Belanda masih menjajah negara kita yang masih bernama Hindia Belanda, mereka pernah punya visi besar untuk menyambungkan berbagai jaringan rel di Pulau Jawa dengan KRL. Gokil!


Belanda sendiri melalui sebuah perusahaan KA swasta, Nederlands-Indische Spoorweg Maatshappij (NIS), sudah merintis pembangunan jalur rel pertama pada 17 Juni 1864. Rute yang dibuka adalah antara Desa Kemijen-Desa Tanggung sepanjang 26 km yang rampung dan dibuka secara resmi pada 10 Agustus 1867. Kemudian rute Semarang-Tanggung turut dibuka dan tiga tahun berselang (1870), jalur itu disambungkan hingga ke Surakarta yang totalnya sepanjang 110 km. Sementara itu, stasiun besar pertama dibangun Belanda di Semarang yang kini jadi Stasiun Semarang Tawang pada 1873.


NIS juga membuka jalur dari Batavia (kini Jakarta) ke Bandung via jalur selatan, yakni Batavia-Bogor-Bandung. Sementara itu di saat yang hampir bersamaan, perusahaan KA swasta lainnya, BOS (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij), turut membangun jaringan juga dari Batavia ke Bandung via jalur utara melewati Cikampek-Karawang. Tapi karena jalur utara lebih disukai lantaran lebih cepat ketimbang jalur selatan, NIS mulai minim peminat dan mengalami kerugian. Akhirnya semua aset NIS dijual ke Staatspoorwegen (SS), maskapai KA pemerintah Hindia Belanda.


Saat NIS merugi, jalur-jalur mereka dijual ke SS pada 1913. SS juga kemudian membeli BOS, sampai pada akhirnya SS mengawali inventarisasi dua stasiun besar pertama mereka di Batavia,” ujar Adhitya Hatmawan, pemerhati sejarah KA yang juga eks pegawai kontrak PT KAI Divisi Heritage, Berangkat dari penguasaan jalur-jalur itu, Belanda juga kemudian berniat mengganti semua kereta uap mereka jadi KRL. Baik untuk rute-rute Jakarta, maupun luar kota hingga ke Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.


Kalau memang tidak ada malaise, resesi ekonomi itu, Belanda ingin mengelektrivikasi seluruh jalur kereta. Semua jalur ke luar kota bisa (dilintasi) KRL kalau enggak ada malaise itu,” lanjutnya. Zaman Malaise itu sendiri terjadi di semua pelosok dunia pada 1929. Istilah lainnya adalah Depresi Besar yang menghancurkan segala aspek ekonomi negara-negara industri dan berkembang. Zaman Malaise ini sendiri baru berakhir setelah meletuskan Perang Dunia II. Di sisi lain, krisis ekonomi itu juga membatalkan niat Belanda membangun jalur kereta di pulau-pulau lain di nusantara.


Di Kalimantan sempat ingin buat juga Belanda (jalur rel), tapi karena ada Malaise, enggak jadi dibuat. Meski begitu, sebelum Malaise Belanda sudah bikin jalur kereta lainnya di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, serta Sulawesi Selatan dari Makassar sampai Takalan,” tandasnya.

Posted by ; SEHATPOKER


6 Permain Dalam 1 ID [Poker + DOMINO99 + CAPSA SUSUN + ADU Q + BANDAR Q] + 

BANDAR POKER ]

DAFTAR DISINI : KLIK!!

 Beberapa Kelebihan SehatPoker :
Proses Transaksi Cepat dan Terpercaya
Deposit Dan Withdraw Min 20.000
Kami Siap Melayani 24 Jam Non Stop Setiap Hari
Dapat Dimainkan Di Android, Iphone, dan Ipad
Agen Poker Paling FAIR, NO ROBOT
( Member Vs Member)
Jackpot Hingga Ratusan Juta Rupiah.


Info Lebih Lanjut Hub :
YM : Sehatpoker88@yahoo.com
Skype : Sehat.poker88
No Tlpn : +855966787159
Website : Sehatpoker.com
Pin BB : 2B22B43B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar